Rinduku tentang alam
Saturday, 8 September 2018
Add Comment
Terdiam diperempatan lampu merah arah tempat kerja,sore itu. Padatnya jalanan ibu kota, membuatku jenuh akan perjalanan ini. teringat olehku akan masa cuti pendakian tinggal sebulan lagi. Terbesit perjalanan-perjalanan sebelumnya yang begitu membuatku senyum-senyum sendiri di atas kuda besiku ini. yaa... si putih vega rr yang selalu menemani perjalanan petualanganku.
Gunung gede-pangrango adalah tempat dimana aku pertama kali naik gunung, mengenal bagaimana tidur, makan, dan susahnya mencari toilet di alam bebas, disinilah pula aku mengenal sahabat-sahabatku, mengenal arti pertemanan, mengenal ego dalam diri masing-masing.
Tak terasa lampu merah berganti hijau dan suara teriakan klakson motor di belakang menyadarkan lamunanku.,, aah sial...! Kesalku karna harus kembali memacu kuda besiku.
......
Singkat cerita, malampun semakin larut dan tinggal aku sendiri bertugas.Teringat lamunanku sore tadi sambil senyum-senyum sendiri, yang awalnya setelah turun dari gunung gede aku berniat tidak akan lagi mendaki gunung karna capek, lelah, badan pada sakit.
Setelah seminggu lebih pendakian gunung gede berlalu, aku jadi merasa rindu akan suasana digunung, rasa lelah, rasa capek, rasa pegal seluruh badan. Belum pernah aku rasakan sebelumnya, ingin kembali lagi rasanya dan mematahkan niatku yang sebelumnya.
Dari sinilah aku mulai terkena virus gunung para pendaki.
Akhirnya saya memutuskan mendaki beberapa seperti gn.kencana (dipuncak-bogor), gn. batu (jonggol) dan gn. munara (rumpin-parung). Meskipun tingginya hanya dibawah 2000mdpl tpi menurutku gunung ini cocok untuk pendaki pemula seperti saya.
Tapi rasanya capek, lelah belum terbayarkan, serasa ada yang kurang.
Akhirnya kami memutuskan mendaki gunung prau-wonosobo, karna kami perginya akhir agustus musim pertengahannya kemarau seketika saja kuping dan kepala saya menjadi sakit. entah apa yang terjadi. tapi dari sinilah saya pribadi menemukan teman perjalanan meskipun dia perempuan tapi untuk duet ng-trip ayok aja, dari cikaso - suku badui.
lanjut lamunanku,setelah dari gn.prau pada awal desember 2015 kami mengadakan open trip pulau Semak Daun. Dan dari situlah saya pertama dan terakhir pergi ke pulau, yang menurut saya ribet, gersang, gada air bersih untuk mandi. jika menurut kalian di gunung juga gak mandi, tapi menurutku lebih parah di pulau. kalo mandi gak betah karna pakai air laut, kalau gak mandi gerah, karna cuacanya panas. serba salah deh pokoknya.
Lanjut perjalanan, pada awal tahun 2016 kami mencoba mendaki gnung salak puncak manik 2.211mdpl. Karena teman saya nggk mau ngecamp di puncak, akhirnya kami memutuskan tektok alias naik-turun gunung tersebut dalam sehari, berjalan 9 orang termasuk pemandu, karna emang kita belum ada yang pernah kemari mangkanya pake pemandu.
kami memilih jalur cimelati karna jalur itu yang paling dekat dan langsung ke puncak. Yang anehnya perjalanan lama di turunnya dari pada naiknya, emang sih gunung salak terkenal dengan angkernya. saya juga ngerasain pas turun melewati jalan yang sama 3x.
Gunung salak adalah salah satu gunung favorit saya dengat hutan tropis, hutannya masih asri binatang-binatangnya pun masih asri.
Pada petengahan tahun 2016 tepatnya bulan mei, kami naik gunung guntur via citiis, di gunung inilah saya mengenal yang ternyata di setiap gunung mempunyai karakter berbeda-beda di setiap jalurnya, seperti gunung guntur via citiis ini, yang saya kenal dengan nanjak 1 langkah turun 2 langkah dan itu membuat kita gondok. udah naik 1 langkah mundur lagi 2 langkah, kapan sampeinyaa...
Lanjut bersama teman baru yang berkenalan di gunung prau, kami pergi ke curug cikaso sukabumi. Karena indahnya curug ini bila di liat dari referensi mbah google.
Tepatnya pada pertengahan bulan juli 2016, dengan mengendarai kuda putih vega rr. sesampainya disana ternyata referensi mbah google ridak tepat dengan penglihatan langsung. airnya yang keruh, dan bebatuan yang berlumut. kami pergi berangkat malam, menginap dipantai pelabuan ratu.
asiknya melakukan perjalanan menggunakan sepedah motor begini, ngantuk atau laper, bisa berhenti dimanapun. asal pralatan yang kita bawa lengkap, seperti nesting, kompor dan logistik.
Hmm... Nggk terasa lamunanku sampai sepagi ini, masih banyak perjalanan yang belum aku ceritakan, lain waktu aku psti meneruskan lamunanku tentang perjalanan ini.
Salam Lestari
0 Response to "Rinduku tentang alam"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan sopan...